Cicak Lawan Buaya

Beberapa hari belakangan kita sering sekali mendengar istilah "cicak lawan buaya". Hal tersebut tiba-tiba saja menjadi perhatian rakyat Indonesia. Apalagi ditambah media yang kemudian menyiarkan hampir semua berita yang berhubungan dengan kasus cicak lawan buaya ini. Istilah cicak lawan buaya muncul ketika seorang oknum dari salah satu institusi di Indonesia membandingkan kekuatannya dengan institusi lain yang dinilainya lebih lemah. Siapa orangnya dan apa nama institusinya saya rasa para pembaca sudah paham. Maka jangan salahkan publik atau media jika kemudian istilah tersebut menjadi sering digunakan.

Seperti yang kita tahu, cicak dan buaya sebenarnya adalah saudara. Mereka merupakan hewan dari filum Chordata yang berasal dari kelas yang sama, yaitu Reptilia. Reptilia sendiri sering diartikan sebagai hewan melata. Yang membedakan adalah ordonya, cicak berasal dari ordo Squamata, sedangkan buaya berasal dari Ordo Crocodilia. Perbedaan keduanya secara fisik dapat dilihat jelas dari ukurannya, selain itu cicak memiliki badan yang lunak sedangkan buaya memiliki kulit keras kasar yang bersisik tebal.

Sebagian besar cicak hidup di lingkungan rumah, biasanya dapat kita temui di langit-langit. Cicak juga dapat membantu manusia dalam menyingkirkan serangga pengganggu seperti nyamuk dan lalat dengan cara memakannya. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi manusia, khususnya yang tinggal di daerah tropis. Karena nyamuk lebih suka berada di lingkungan yang hangat. Sedangkan buaya hidup di rawa-rawa atau daerah 'basah' lainnya. Buaya merupakan predator yang sanggup memakan mamalia besar bahkan manusia. Di daerah tepi sungai yang berpenduduk, buaya sering diburu karena dianggap meresahkan warga.

0 comments:

Post a Comment